Thursday 27 November 2014

Kaedah Sopan Santun atau Adat



Kaedah sopan santun berdasarkan pada kebiasaan dan kepatutan yang berlaku dalam masyarakat. Berbeda dengan kaedah keagamaan dan kaedah kesusilaan yang ditujukan kepada sikap batin, kaedah sopan santun ditujukan kepada sikap lahir. Jadi yang dipentingkan atau diutamakan adalah sikap lahir manusia. 

Dalam kehidupan bermasyarakat, kaedah sopan santun harus ditaati supaya terjadi ketertiban. Contoh dari pelaksanaan kaedah sopan santun adalah tidak bersuara saat makan, tidak berciuman di muka umum, saling bertegur sapa ketika bertemu dengan orang lain yang dikenal, dan bertamu ke rumah orang dengan pakaian yang sopan. Jadi dalam kaedah sopan santun tidak hanya perbuatan baik saja yang harus dilaksanakan, tetapi dalam hal berpakaian juga harus diperhatikan. Kita harus bisa menyesuaikan cara berpakaian dengan keadaan ataupun tempat kita berada. Tidak sopan ketika seorang wanita menggunakan bikini ketika menghadiri pernikahan temannya di sebuah gedung yang mewah. 

Sopan santun dengan mode/ fashion seringkali dianggap sama oleh orang. Namun hal tersebut berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada waktunya (lamanya bertahan). Misalnya: zaman dahulu celana cutbray sangat populer dan digunakan oleh banyak orang, namun sekarang model celana tersebut sudah mulai ditinggal orang. Hal ini berbeda dengan sopan santun dimana orang yang sudah saling kenal bertegur sapa ketika mereka bertemu dan hal ini sudah berlangsung dari zaman dahulu hingga sekarang. Jadi fashion/ mode hanya berlangsung dalam waktu yang "tidak lama" sedangkan sopan santun dilakukan/ berlangsung dalam waktu yang lama atau terus menerus.

Sama dengan kaedah keagamaan dan kaedah kesusilaan, kaedah sopan santun hanya membebani kewajiban- kewajiban saja. Namun yang harus diperhatikan adalah bahwa kita tidak boleh menuntut balik dari orang lain. Yang dimaksud dengan menuntut balik disini dijelaskan melalui contoh berikut: Seseorang yang menegur/ menyapa temannya tidak dapat menuntut agar temannya tersebut membalas teguran/ sapaannya. 

Sanksi untuk orang yang melakukan pelanggaran terhadap kaedah sopan santun berasal dari kekuasaan luar (heteronom). Kekuasaan masyarakat secara tidak resmi yang mengancam dengan sanksi bila kaedah sopan santun dilanggar.  Contoh sanksi atas pelanggaran kaedah sopan santun adalah teguran, cemoohan, celaan, pengucilan, dan lain sebagainya. Sanksi yang diberikan ini bertujuan untuk memulihkan keseimbangan tatanan masyarakat yang telah terganggu ke keadaan semula.

Perlu diperhatikan bahwa kaedah sopan santun daerah berlakunya hanya "sempit". Dalam arti kaedah sopan santun di suatu daerah bisa saja berbeda dengan kaedah sopan santun di daerah lain. Oleh karena itu orang harus bisa menyesuaikan diri dengan kaedah sopan santun dimana ia sedang berada.




Daftar Pustaka:
Mertokusumo, Sudikno. 2003. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.

No comments:

Post a Comment